Koordinasi Awal Implementasi Kegiatan Tanggap Darurat di Desa Jono, Wisolo, Tangkulowi dan Boladangko, November 2018

Tanggal 3 – 5 November 2018

Bertepatan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur No.466/425/BPBD/2018, tentang tahapan penangganan gempa bumi, tsunami likuifaksi di Sulawesi Tengah  Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Montong masuk dalam tahapan transisi dari tanggap darurat ke tahap pemulihan, dengan periode transisi berlangsung selama 60 hari di mulai dari tanggal 26 Oktober 2018. Hal ini seiring dengan kondisi lapangan masyarakat terdampak sudah mulai kembali ke tapak rumah mereka. Sebagian masyarakat terdampak mulai menyiapkan dan membangun hunian sementara di sekitar tapak rumahnya baik yang rusak ringan, sedang dan berat. Adapun jenis bantuan yang sdah tidak relevan lagi, misalnya kebutuhan terpal untuk selter sudah tidak dibutuhkan lagi dan perlunya dukungan kebutuhan air bersih basis KK).

Begitu cepatnya perubahan di masyarakat, maka di Periode awal Kegiatan Program Palu Relief Panabulu-ICCO Fase I Pada tanggal 3-5 November 2018, Tim melakukan koordinasi awal di tingkat desa (4 desa sasaran) terlebih dahulu dengan melibatkan Kepala Desa, Perangkat Desa, Tokoh Adat dan Perwakilan Masyarakat Terdampak di masing-masing desa. Koordinasi awal ini bertujuan untuk mengindentifikasi data, kebutuhan dan prioritas bantuan yang sesuai dan tepat guna bagi masyarakat terdampak bencana.

Hasil koordinasi awal ini pemerintah desa mendukung secara penuh implementasi Program Palu Relief Penabulu-ICCO di desa mereka. Beberapa pokok hasil bahasan diantaranya:

  1. Membantu Pemerintah Desa dalam membuat profil desa pasca bencana dan baseline data
  2. Mendukung kebutuhan prioritas penyintas di 4 desa: Kerangka hunian, peralatan tukang, perlengkapan listrik, pipanisasi air bersih berbasis KK, MCK Komunal, mushola permanen, Gereja sementara dan perlengkapan gereja
  3. Semua kegiatan dilakukan secara partisipatif

Guna memastikan berjalannya program dan perkembangan pemulihan paska bencana di tingkat desa terdampak, maka Tim Palu Relief Panabulu-ICCO membangun posko bantuan di 4 desa. Selain itu Program Palu Relief Penabulu-ICCO juga menggunakan pendekatan pendampingan yang intensif dengan menempatkan 4 orang Staf Lapangan yang tinggal (live in) selama periode program. Staf Lapangan bertugas untuk pengorganisasian masyarakat, pendistribusian dan memastikan calon penerima manfaat langsung, serta dukungan lain seperti membantu menghubungkan pemerintah desa dengan lembaga bantuan lainnya, guna memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi dan memfasilitasi pemerintah desa dalam penyelesaian permasalahan sosial yang timbul.