“Sekarang Tidak Harus ke Sungai”

Desa Boladangko, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi.

Dampak dari gempa bumi yang terjadi pada 28 september 2018 khususnya di desa Boladangko Kecamatan Kulawi adalah banyaknya bangunan dan infrastruktur baik umum maupun milik pribadi yang mengalami rusak berat. Banyak warga yang kesulitan membangun dikarenakan mata pencaharian dan keadaan yang masih belum stabil. Mengharapkan bantuan dari desa pun masih terasa sulit karena fasilitas umum milik desa pun banyak yang rata dengan tanah, seperti kantor desa, rumah ibadah, bak air bersih dll.

Bak distribusi air bersih di Dusun 3 Hihia

Bak air bersih yang tersisa juga banyak yang berlubang dan retak sehingga harapan warga untuk mendapatkan air bersih masih terkendala. Anshari (43), salah satu warga dusun 3 juga merasakan kesulitan mendapatkan air bersih karena bak induk di dusunnya retak dan berlokasi cukup jauh dari dusun 3. Sebelum gempa bumi terjadi, dusun 3 tidak memiliki bak distribusi, hanya tampungan air dari drum bekas dengan pipanya berupa bambu yang sekarang sudah semakin lapuk dan sering tersumbat. Pipa bambu disambungkan dari bak induk yang lokasinya cukup jauh. “apabila musim hujan air tidak bisa mengalir karena keruh dan musim panas debitnya sedikit karena pembangunan bak distribusi dari desa jauh dari rumah kami” ujarnya, “air yang mengalir sangat sedikit sehingga hanya cukup untuk minum, apabila ingin mandi dan mencuci kami harus ke sungai yang airnya agak keruh dan kotor” sambungnya.

Sebenarnya mereka telah dijanjikan untuk dibangunkan bak distribusi di sekitar pemukiman mereka oleh pemerintah desa namun ADD yang direncanakan pada tahun 2017 tidak kunjung terlaksana sampai sekarang. Kondisi ini berubah sejak terbangunnya bak distribusi air di dusun 3. “Sekarang kami dapat melakukan aktifitas mandi, cuci, kakus di rumah kami masing-masing, tidak lagi harus pergi ke sungai”, demikian yang dikatakan oleh Anshari sebagai salah satu penerima manfaat bak distribusi air Program Relief Penabulu-ICCO.