Pelatihan Penulisan “Story of Change”, di Jakarta Desember 2018

Jakarta, 18-19 Desember 2018

Periode awal program Palu Relief Penabulu-ICCO, Penabulu mengikuti pelatihan “Penulisan Story of Change” yang diadakan oleh ICCO Coorporation di Jakarta pada bulan 18-19 Desember 2019. Kegiatan ini diikuti oleh Aliansi Masyarakat Sipil (Civic Engagement Alliance-CEA) yang diprakarsai oleh ICCO Coorporation, CEA terbentuk dari temuan proses dan kendala-kendala dalam produksi dan pendistribusian komoditas yang memenuhi standar hak asasi manusia di sektor perkebunan, pertanian, dan kehutanan.

Dalam konteks Program Palu Relief, cerita perubahan merupakan salah satu metode untuk memonitoring dan mengevaluasi dampak dari program yang sudah dilakukan. Metode menulis cerita perubahan membantu menangkap kisah-kisah nyata tentang perubahan-perubahan yang dialami dan memotret dinamika pengetahuan dari penerima manfaat program, menempatkan penerima manfaat sebagai bagian penting dalam implementasi program, serta sinergi implementor program dengan pemangku kepentingan.

Dengan memotret pengetahuan itulah maka pengetahuan yang muncul dapat direplikasi dan dimodifikasi pada program yang sejenis. Pendekatan ini merupakan cara yang menarik untuk melibatkan pemangku kepentingan dan audiens eksternal untuk memahami kemajuan/perubahan yang terjadi melalui sebuah cerita, dengan mengedepankan perspektif dan pengalaman pihak-pihak yang langsung terlibat dalam proses kegiatan. Cerita Perubahan juga merupakan cara untuk menjaga keberlangsungan pembelajaran bagi anggota tim internal, mitra, dan pemangku kepentingan sebuah program.

Pelatihan diikuti oleh staf dari lembaga mitra CEA sebanyak 15 orang:

  1. Penabulu
  2. PKPA
  3. Konsil LSM
  4. Hukatan
  5. CNV Indonesia
  6. KRKP
  7. KPSHK
  8. SPKS

Pelatihan Penulisan “Story of Change” akan dipandu oleh pengajar dan mentor dari TEMPO Institute:

  1. Mardiyah Chamim, Direktur TEMPO Institute
  2. Khairul Anam, Redaktur Kompartemen Ekonomi Majalah TEMPO
  3. Uksu Suhardi, Redaktur Bahasa TEMPO

Mengingat banyaknya cerita dalam implementasi program Palu Relief, dan perlu di sampaikan dengan cara tutur yang menarik dan menggugah pembaca. Maka penyajian laporan implementasi program dalam bentuk Cerita Perubahan dapat menyampaikan dinamika selama program berlangsung, baik berupa harapan pada keberhasilan maupun pada proses pencapaian hasil. Kisah dibalik pencapaian hasil pun dapat menjadi sebuah laporan yang layak dibaca oleh publik.

Koordinasi Awal Implementasi Kegiatan Tanggap Darurat di Desa Jono, Wisolo, Tangkulowi dan Boladangko, November 2018

Tanggal 3 – 5 November 2018

Bertepatan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur No.466/425/BPBD/2018, tentang tahapan penangganan gempa bumi, tsunami likuifaksi di Sulawesi Tengah  Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Montong masuk dalam tahapan transisi dari tanggap darurat ke tahap pemulihan, dengan periode transisi berlangsung selama 60 hari di mulai dari tanggal 26 Oktober 2018. Hal ini seiring dengan kondisi lapangan masyarakat terdampak sudah mulai kembali ke tapak rumah mereka. Sebagian masyarakat terdampak mulai menyiapkan dan membangun hunian sementara di sekitar tapak rumahnya baik yang rusak ringan, sedang dan berat. Adapun jenis bantuan yang sdah tidak relevan lagi, misalnya kebutuhan terpal untuk selter sudah tidak dibutuhkan lagi dan perlunya dukungan kebutuhan air bersih basis KK).

Begitu cepatnya perubahan di masyarakat, maka di Periode awal Kegiatan Program Palu Relief Panabulu-ICCO Fase I Pada tanggal 3-5 November 2018, Tim melakukan koordinasi awal di tingkat desa (4 desa sasaran) terlebih dahulu dengan melibatkan Kepala Desa, Perangkat Desa, Tokoh Adat dan Perwakilan Masyarakat Terdampak di masing-masing desa. Koordinasi awal ini bertujuan untuk mengindentifikasi data, kebutuhan dan prioritas bantuan yang sesuai dan tepat guna bagi masyarakat terdampak bencana.

Hasil koordinasi awal ini pemerintah desa mendukung secara penuh implementasi Program Palu Relief Penabulu-ICCO di desa mereka. Beberapa pokok hasil bahasan diantaranya:

  1. Membantu Pemerintah Desa dalam membuat profil desa pasca bencana dan baseline data
  2. Mendukung kebutuhan prioritas penyintas di 4 desa: Kerangka hunian, peralatan tukang, perlengkapan listrik, pipanisasi air bersih berbasis KK, MCK Komunal, mushola permanen, Gereja sementara dan perlengkapan gereja
  3. Semua kegiatan dilakukan secara partisipatif

Guna memastikan berjalannya program dan perkembangan pemulihan paska bencana di tingkat desa terdampak, maka Tim Palu Relief Panabulu-ICCO membangun posko bantuan di 4 desa. Selain itu Program Palu Relief Penabulu-ICCO juga menggunakan pendekatan pendampingan yang intensif dengan menempatkan 4 orang Staf Lapangan yang tinggal (live in) selama periode program. Staf Lapangan bertugas untuk pengorganisasian masyarakat, pendistribusian dan memastikan calon penerima manfaat langsung, serta dukungan lain seperti membantu menghubungkan pemerintah desa dengan lembaga bantuan lainnya, guna memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi dan memfasilitasi pemerintah desa dalam penyelesaian permasalahan sosial yang timbul.